LAMONGAN (KK) – Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Islam Darul Ulum (UNISDA) Lamongan, kembali turun ke jalan untuk mengkritik dugaan penyelewengan proyek Dinas Pertanian dan Kehutanan (DISPERHUT) setempat.
Aksi demi itu digelar di Kantor Kejaksaan Negeri (KEJARI) Lamongan, Kamis (17/12). Dalam aksi, aktivis PMII menyampaikan mereka beraksi ingin memberikan kritikan terhadap sejumlah pembangunan fisik yang dilakukan Disperhut tidak bertahan lama.
“Semua bantuan yang diberikan kepada masyarakat tidak sesuai dengan takaran kadar pembangunan, bangunan fisiknya tidak bisa bertahan lama dan cepat rusak itu terjadi hampir di semua bantuan yang direalisasikan,” ungkap sejumlah aktivis dalam orasinya.
Selain itu, para demonstran juga mengkritik tidak meratanya bantuan pompa serta tidak tepat sasaran. Bahkan daerah yang seharusnya tak membutuhkan ikut diberi. Sedangkan daerah yang seharusnya membutuhkan malah tidak mendapatkan bahkan tidak digubris.
Aktivis lainnya juga menyoroti dugaan adanya pungli yang dilakukan sejumlah oknum di proyek pembangun saluran irigasi peraian pertanian serta menyalahgunakan wewenang pelaksaan penyaluran bantuan tersebut. “Akibatnya pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan,” ucapnya.
Untuk itu, mereka menuntut pihak Kejari Lamongan untuk memproses dan melakukan pengusutan semua penyimpangan itu karena merugikan masyarakat juga negara. “Kami di sini minta penegak hukum, aparat yang mengerti apa makna hukum untuk tidak tebang pilih dalam memberantas kasus-kasus korupsi,” imbuh mereka.
Dan aksi tersebut para demonstran mengajukan tiga tuntutan kepada kejari. Pertama diminta mengawasi kinerja proyek dinas pertanian, kedua tindak tegas oknum yang menyalahgunakan uang negara dan terakhir memeriksa oknum-oknum yang diduga menyelewengkan dana bantuan proyek tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar